Sabtu, 14 November 2009

Belajar Mencipta Suatu Karya

Manusia telah dibekali daya cipta, rasa, karsa (Ca-Ra-Ka) oleh gusti Allah SWT. Karenanya manusia mempunyai kemampuan yang tidak terbatas untuk melahirkan sesuatu (Ha – Na). Bila manusia menginginkan terbang seperti burung maka dengan kelebihannya manusiapun mampu untuk membuat pesawat terbang, bila manusia ingin berkomunikasi dari belahan dunia lain maka di ciptalah telepon. Segalanya berasal dari bila (keinginan) lalu dengan ketekunannya untuk meraih, Gusti Allah meniupkan ruh pengetahuan (ilmu), sehingga segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Begitu pula dalam penciptaan suatu karya sastra (dalam hal ini puisi). Karya Sastra tercipta adalah mulanya dari keinginan (niat). Mbah teringat suatu kata: segala sesuatu itu bermula dari niat. Ternyata kata itu bukan hanya isapan jempol dan bukan pula hanya mencakup dalam sarana peribadatan (hal yang berhubungan dengan agama – budi pekerti ) tetapi ternyata mencakup segala lingkup kehidupan. Semisal IPTEK ataupun dunia karya tulis menulis.

Setelah seorang penulis mempunyai niat, maka mulailah ia akan memilih bahan tulisannya, bahan itu bisa didapat dari mana saja, bisa didapat dari Ilham, mimpi, dari kehidupan sehari-hari, dari suatu peristiwa, bahkan dari ketika kita menjumpai sebuah batu pun kita bisa menciptakan suatu karya. Batu memang mulanya tak berfungsi apa-apa tapi ketika disentuh oleh mahluk yang bernyawa, batu itupun akan ikut bernyawa.

Batu ketika di lontarkan maka akan menjadi batu pelontar, ketika di jadikan mata cincin maka menjadi batu akik, ketika di jadikan batu bata maka jadilah rumah. Jadi intinya sebuah karya itu lahir dari suatu proses yang dipilih, ditempa dan pada akhirnya keluar dari rahim berupa tulisan karya yang belum sempurna. Belum sempurna karena si karya inipun harus berjalan sendiri pada akhirnya tanpa campur tangan oleh penciptanya, dan pencipta ini hanyalah bertugas untuk memperkenalkan dan mendampingi karya tersebut agar diterima dan berbaur dengan masyarakat. Suatu karya akan dewasa ketika dia sudah mengalami proses cacian dan pujian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar